Jumat, 26 September 2014

Kategori dan Tips dalam dunia Photography

  NYANDU PHOTOGRAPHY with Ken Kick / R.I Family.
    Di bawah ini adalah sekumpulan hasil foto dalam dunia photography yang terdiri dari kategori Strobis, Model, Landscape, Street, dan Human Interest, Makro,



Kategori Strobis adalah sesi pemotretan pada malam hari dengan teknik memakai lampu kilat atau tambahan flash external.

1.     Posisi Lampu Flash

Gunakan light stand untuk mempermudah menggunakan flash. Bila anda menggunakan lebih dari satu flash, tempatkan satu posisi didepan objek secara menyamping. Dan, satu posisi di belakang objek.

2.     Tujuan Pemotretan

Posisi flash juga berhubungan erat dengan hasil yang ingin Anda dapat. Posisi flash disamping akan memberikan sumber cahaya dari samping demikian pula di posisi belakang. Posisi flash di belakang akan membuat rambut model terlihat menyala.

3.     Cahaya Lingkungan

Untuk melakukan hal ini, anda perlu mengatur Ambient Exposure atau cahaya di sekitar tempat anda memotret. Anda bisa melakukannya dengan mengatur Shutter Speed. Bila anda mengatur pada level rendah, maka cahaya latar belakang akan lebih terang. Dan, untuk level tinggi, cahaya lingkungan akan lebih gelap.

4.     Waktu

Penggunaan Shutter Speed pada teknik Strobist tergantung pada waktu pemotretan. Pada waktu malam, Shutter Speed rendah agar banyak cahaya yang masuk sedangkan siang kecepatan tinggi agar tidak terjadi over exposure. Sayangnya, kebanyakan flash hanya bisa digunakan untuk kecepatan 1/200.

5.     Kontrol Ambiet Exposure

Pilih Aperture besar (f kecil) untuk mendapatkan banyak cahaya dan Aperture kecil (f besar) untuk mengurangi cahaya yang masuk.

6.     Warna Langit

Untuk mendapatkan warna langit yang bagus, gunakan Aperture kecil (f/10 – f/22). Tapi, anda juga harus menggunakan flash. Tanpa flash, warna langit akan bagus, tetapi, objek terlihat gelap. Konsep ini juga bisa anda gunakan untuk membuat foto HDR.

7.     Jarak Flash ke Objek

Semakin dekat, maka semakin terang cahaya pada objek. Jadi, atur jarak untuk membuat pencahayaan yang seimbang.
Teknik Strobist sebenarnya dibuat untuk mengatasi masalah saat anda kesulitan membawa pencahayaan studio ke luar ruangan. Dan, yang lebih baiknya, teknik ini bisa digunakan dimanapun, dalam maupun luar ruangan.
Bila anda tertarik, anda bisa membeli flash dengan harga sekitar ratusan ribu. Banyak Trigger yang dijual dibawah 300 ribu. Sedangkan Umbrella Reflector dan Mini Softbox bahkan tersedia dengan harga puluhan ribu


  Kategori Model adalah sesi pemotretan yang membutuhkan satu model atau lebih, menguasai atau paling tidak mengerti unsur-unsur teknisnya. Karena sedap tidaknya sebuah foto dipandang tetap dibangun oleh unsur-unsur teori dasar fotografi. Tak perlu rumit-rumit, cukup dengan bermain-main dengan komposisi atau Rule Of Thirds dan pencahayaan, maka sebuah foto model bisa dibuat dengan benar. Selebihnya, tinggal bagaimana cara fotografer mengarahkan pose dan ekspresi sang model. Dan jangan lupa terapkan teori segitiga exposure dalam memoret model.

Kemampuan model berpose dan berekspresi tetap menjadi unsur yang tak terpisahkan dari keberhasilan sebuah foto model. Dalam hal ini, selain bisa memotret Anda dituntut mengerti seperti apa pose model yang sesuai dengan tema pemotretan saat itu. Sebuah kedekatan emosional, kemampuan berkomunikasi menjadi poin penting dalam hal mengarahkan pose dan expresi mode.

4 Hal Terpenting Saat Memotret Model (Modeling Photography)

1. Ekspresi : Ciptakan sebuah ekpresi yang menyenangkan pada si model, kendalikan setiap suasananya. Tugas fotografer adalah mencairkan suasana sehingga secara tidak sadar didapatkan ekspresi model yang natural dan menarik. Seperti kita ketahui setiap orang punya kelebihan dan kelemahan. Tugas fotografer saat memotret model adalah mengurangi, mengeliminasi kelemahan pada objek sehingga yang tampil adalah bagian-bagian yang menarik. Perlu kesabaran dalam mengambil momen yang baik. Beda 30 detik dapat menghasilkan foto dengan mode yang berbeda dari sebelumnya atau sesudahnya.
2. Gestur atau Sikap/Gerakan Tubuh : Gerakan tubuh model saat berpose harus semenarik mungkin. Jika ada bagian tubuh yang kurang proporsional dianggap sebagai kelemahan, kurang disukai oleh orang yang melihat foto, maka perlu dieliminasi mengambil dari sudut yang dapat menutupi kelemahan. Memotret wajah saja (close up) paling mudah, memotret setengah badan agak sulit, dan memotret seluruh badan paling sulit karena mengarahkan sikap tubuh dan harus mengeliminasi semakin banyak objek yang tidak diperlukan.
3. Harmoni dengan Background : Latar belakang sebuah foto bisa membuat indah, namun juga bisa membuat foto model rusak. Jika latar belakang dianggap mengganggu, istilah yang umum kebocoran objek, maka dapat dikaburkan dengan setingan apperture lebar F number kecil atau memahami DOP. jika tidak dapat dikaburkan dapat diambil lebih besar (close up) untuk menghilangkan bagian yang tidak diinginkan. Penyesuaian dengan latar belakang menjadi pertimbangan yang penting dalam fotografi.
4. Pencahayaan : Fotografi adalah bagian dari permainan cahaya. Sehingga kunci fotografi harus beurusaha pandai bermain cahaya, pengendalian cahaya kuat dan lemah. Bayangan pada foto untuk dikendalikan, foto tanpa bayangan terasa mati. Pengambilan dari arah yang tepat akan menjadikan foto menarik. Sumber pencahayaan terburuk adalah blitz/flash bawaan kamera yang arahnya tegak lurus dari kamera terhadap objek.

Tips Memotret Model Yang Harus Diperhatikan

1. Konsep : sebelum memulai memotret model tentukan dulu konsep yang diinginkan. Agar si modelpun tidak bingung saat memilih kostum. Dengan konsep, foto model Anda akan lebih memiliki cerita dibandingkan memotret model tanpa konsep.
2. Properti : Pemanfaatan properti pun jangan disepelekan demi menciptakan suasana. Untuk itu usahakan memanfaatkan properti terlebih sesuai dengan konsep. Namun juga jangan terlalu berlebihan menggunakan propertinya. Jika anda lupa mempersipakan, manfaatkan properti yang sudah ada di lokasi.
3. Kostum dan Makeup : Dalam pemotretan model, make up dan kostum merupakan hal terpenting. Carilah kostum yang tepat dengan model dan konsep yang sudah ditentukan. Begitu juga dengan make up, buatlah makeup yang sesuai dengan konsep atau keinginan Anda. Kostum dan make up akan sangat mempengaruhi keberhasilan foto kita nantinya.
4. Waktu : jika kita melakukan pemotretan di luar ruangan, waktu yang ideal adalah jam 8-10 pagi dan 3-5/6 sore. Sebelumnya, pada waktu-waktu tersebut cahaya matahari masih lembut. Sehingga bayangan yang muncul di bagian bawah kelopak mata, hidung dan leher tidak terlalu keras.
5. Lokasi : Carilah lokasi yang kira-kira cocok dengan konsep foto model Anda. Carilah lokasi seperti taman atau lainnya yang memiliki kondisi cahaya yang cukup dan tidak ramai. Kecuali Anda sudah memiliki peralatan lighting yang memadai.
6. Peralatan : Selain kamera+memory siapkan juga peralatan mendasar untuk memotret model. Reflector, sangat dibutuhkan memotret model yang berfungsi sebagai media pantul dari cahaya matahari atau disebut sebagai fill in light.
7. Komposisi dan Pengambilan Angle : Soal komposisi terkadang menjadi pilihan fotografer ingin seperti apa foto yang diinginkan. Aturan Rule Of Third menjadi modal awal untuk memotret model dalam hal komposisi. Begitu juga dengan sudut pengambilan, misalnya potretlah obyek kita sejajar dengan obyeknya.
8. Olah Digital : Pada saat tertentu, karena kebutuhan konsumen atau lain halnya, kita kadang perlu mengolah sedikit maupun banyak akan hasil foto model kita. Penting untuk diperhatikan adalah tone/warna kulit, kostum dll. Berhati-hatilah dalam hal bermain warna, sebisa mungkin warna natural adalah pilihan yang aman.
Membuat foto model bisa disebut berhasil jika fotografer berhasil mengkomunikasikan ide di benaknya kepada para pemirsa foto. Jika pemirsa foto mengernyitkan dahi pertanda bingung atau memicingkan mata pertanda tak nyaman memandang, maka bisa dibilang pemotretan belum berhasil sepenuhnya.
Lain halnya jika pemirsa foto mengangguk-angguk pertanda paham atau diam untuk merenung lantaran berhasil meresapi makna dan rasa dari foto yang dilihatnya. Keberhasilan itu menjadi lebih berguna lagi tatkala muncul inspirasi-inspirasi baru di benak pemirsa foto setelah melihat karya-karya Anda.



























Kategori Landscape / pemandangan adalah kategori pemotretan yang menonjolkan suatu keindahan alam atau keindahan bangunan.







Kategori street photography adalah jenis fotografi dokumenter yang menghadirkan subjek dalam situasi jujur di tempat-tempat umum seperti jalan, taman, pantai, mall, konvensi politik dan lainnya. Street Photography menggunakan teknik fotografi langsung dan jujur dalam menunjukkan visi murni dari sesuatu, seperti menghadapkan cermin kepada masyarakat.
Street Photograpy sering cenderung menjadi ironis, dan sering berkonsentrasi pada manusia secara tunggal atau social, yang menceritakan hal tertentu seperti kepedihan.Di sisi lain, banyak street fotografi mengambil pendekatan yang berlawanan dan memberikan rendering yang sangat harfiah dan sangat pribadi, memberikan penonton sebuah pengalaman yang lebih mendalam dari jalan hidup.

Pengertian Street Photography

Pada abad ke-20, fotografer jalanan telah memberikan catatan teladan dan terperinci tentang budaya jalanan di Eropa dan Amerika Utara, dan di tempat lain pada tingkat agak rendah.Banyak karya-karya klasik fotografi jalanan diciptakan pada periode antara sekitar 1890 dan 1975 dan bertepatan dengan pengenalan kamera portabel, 35mm yang digunakan oleh Henri Cartier-Bresson dan lain-lainya.
Street photography jauh berkembang di kota-kota besar yang kehidupan masyarakatnya sangat beragam dan kosmopolit. Tapi bukan berarti kehidupan di daerah pedesaan tidak bisa didokumentasikan lewat pendekatan street photography. Secara sederhana, street photography itu adalah tentang foto apa saja yang berkaitan dengan kehidupan di jalanan.
Namun melalui jalanan ini, seseorang bisa memperlihatkan realitas kehidupan, budaya, trend, politik, agama, perkembangan perkotaan dan lain-lain melalui media foto dengan perspektif jalanan. Artinya fotografer menghadirkan semua ini ke audiens melalui sudut pandang jalanan.








Kategori Human Interest adalah kategori Kehidupan manusia dengan segala bentuk aktivitas keseharian dan kehidupan yang dilakukannya memang selalu menarik untuk dijadikan objek dalam foto. momen yang menarik tersebut bisa muncul karena dipicu oleh kegiatannya yang terasa unik dan tidak biasa. Baik itu aktivitas didalam adat budaya maupun aktivitas dalam kehidupan sehari-hari yang biasanya sangat berbeda dari kehidupan masyarakat Kota besar.

Human Interest dalam karya fotografi sendiri kalau dijabarkan adalah menggambarkan kehidupan pribadi manusia atau interaksi manusia serta ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan kehidupannya, kesemuanya itu membawa rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi para orang yang foto tersebut.


Fotografi Human Interest mungkin sedikit berbeda dengan Jurnalistik, walaupun Foto human interest bisa dimasukan kedalam kategori jurnalistik juga. Foto Human Interest lebih banyak merekam suasana dan momen yang tidak biasa, semakin dramatis momen yang didapat semakin sukses foto human interest tersebut. untuk fotografer yang sudah terbiasa memotret dan mengamati masalah-masalah sosial, maka objek yang berlatar belakang aktifitas manusia ini akan menjadi sebuah karya foto yang begitu menarik untuk dilihat dan tentunya tidak akan sulit untuk dilakukan. Namun masalahnya bagaimana sih memotret humant interest ini dengan baik apalagi buat kita yang baru belajar fotografi, memang memotret Human Interest terkadang tidak semudah yang kita bayangkan. Banyak problematika yang terjadi di lapangan seperti ada yang malu difoto, larangan, ataupun susah dalam mencari objek foto yang bagus.
Tip memotret foto human interest dibawah ini harus diperhatikan agar bisa mendapatkan foto yang baik :

1. Tidak ada aturan baku dalam memotret human interest, tetapi ada yang kita harus pahami sebelum memotret objek manusia.
2. Foto human interest yang baik adalah dapat menceritakan suatu cerita, menunjukkan hubungan atau mengandung inspirasi bagi yang melihat.
3. Foto human interest bisa objek manusia apa saja, baik anak-anak, orang tua, atau bahkan teman kita.
4. Sebuah foto human interest tanpa pesan, terasa hampa, dan tidak memberikan manfaat bagi yang melihat.
5. Dalam banyak kasus, menyampaikan pesan dalam foto tidak sulit. Kita hanya harus berpikir sebelum memencet shutter.
6. Tanya pada diri sendiri, apa yang kita inginkan dalam foto tersebut, setelah itu baru memencet shutter.
7. Ketika memotret anak kecil, beberapa fotografer hanya mengambil candid tanpa berinteraksi dengan mereka.
8. Hubungan dan komunikasi yang baik, akan membuat interaksi dengan anak sehingga membangkitkan karakter dalam foto.
9. Buatlah lingkungan merasa nyaman dengan kehadiran kita. Foto human interest biasanya akan lebih alami terlihat saat mereka nyaman.
10. Untuk memotret outdor dilakukan pada pagi dan sore hari, saat kualitas cahaya matahari tidak keras dan lembut.
11. Pahami kamera Anda, bacalah manual dan pelajari penggunaan kamera secara optimal.
12. Terkadang banyak momen-momen bagus terlewat karena hanya kita tidak memahami kamera kita.
13. Memotret foto human interest sangat menyenangkan. Karena itu ambilah banyak foto.
Travel Light and be simple. 

ketika traveling sangat penting untuk membawa perlengkapan foto yang simple dan efisien, memang kalau tidak mau ketinggalan momen biasanya fotografer membawa 1 tas berisi kamera penuh dan lensa. tetapi hal ini bisa membuat kita tidak nyaman dan suasana disekitar kita juga tidak nyaman, untuk memotret human interest kalau bisa kamera dan lensa seperlunya saja. cara ini membuat kita tidak menjadi pusat perhatian lingkungan disekitar kita.


Memotret Candid Siapkan lensa tele
lensa yang saya sukai untuk memotret human adalah lensa dengan range 50mm, lensa sependek dan sekecil ini memudahkan saya untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar. tetapi terkadang ada momen yang susah diambil bisa karena jarak yang jauh ataupun momen yang bersifat candid (natural). Hal tersebut karena alasan untuk menghasilkan foto yang tampak baik dan menarik, spontan dan wajar. tetapi ada baiknya menyiapkan lensa tele 80-200 mm atau 70-300 mm yang bisa dijadikan pilihan yang bisa digunakan saat kita hunting foto human interest secara candid.
Kreatiflah dan gunakan angle (sudut pengambilan foto) yang terbaik.
Ketika hendak memotret, gunakan sudut pandang atau sudut pengambilan foto yang tepat dan baik guna menghasilkan sebuah foto yang enak untuk dipandang. Janganlah terburu-buru ketika menekan tombol shutter, karena dengan terburu buru hasil yang ingin kita dapatkan malah terlupakan. memotret yang baik dibutuhkan konsep yang matang, konsep bisa datang dari angle dan komposisi yang baik, momen yang tepat dan pengalaman memotret.
bagaimana yang tidak punya kamera DSLR, tetapi hanya punya kamera saku dan smartphone. tips tips diatas sebenarnya bisa juga digunakan untuk smarphone dan kamera saku, jangan berkecil hati. karena kamera saku atau smartphone biasanya lebih mudah memotret human interest. karena orang tidak aware dengan kamera smartphone kita, dan kita bisa lebih leluasa memotret.









1 komentar:

  1. super sekali..... sangat membantu kami yg baru belajar.... terimakasih

    BalasHapus